Bulan malam merajuk membisikkan diam keheningan
Halus melintas seakan membujuk memejam
Celah pikiran membara berusaha membakar ingatan meng-abu-kan kenangan
Di Rabu itu ku sadar betul kita saling bercengkrama
Walau jauh meja kursi yang kau singgahi di seberang sana
Kupu-kupu terbang diperut memaksaku tertawa
Apa sebenarnya kita
Kamis itu nyali terkumpul
Berpikir keras kalimat apa, kata apa, basa-basi apa
Belum selesai otak ini merangkai kata
Jemari ku sudah mengetuk ketuk permukaan meja
Mencoba mencari tema
Ketika jum’at datang
Gersang, Kering-kerontang, bagai lahan yang tak terkena hujan berbulan-bulan
Haus akan belaian
Suaramu seindah kicauan burung pagi yang sedang menari
Namun bising riuh lalu lintas pikiran mengacaukan fokusku
Ada yang tertawa bahagia, ada yang berteriak memaki, ada yang menderu ombak
Akal mendangkal
Ini kah(?) yang namanya jatuh pada pandangan pertama?
Leave a Reply